Jumat, 23 Oktober 2015

Saatnya #beliyangbaik Untuk Bumi Kita

     
                        
Tak ada lagi kicauan burung di pagi hari. Tak ada lagi udara sejuk berselimut embun yang selalu setia menemani pagiku kala tubuh ini mulai terjaga. Semuanya telah tergantikan oleh deru kendaraan berpolusi dan gedung-gedung pencakar langit yang tumbuh subur bak jamur di musim penghujan. Tak ada lagi hutan Indonesia yang masih perawan, yang tertinggal hanyalah kerusakan parah akibat tangan-tangan jahil tak bertanggung jawab. Gelora api terus membara, unjuk gigi menciptakan asap. Mungkinkah kabut asap pergi meninggalkan kami ? Mungkinkah oksigen menjadi barang langka di bumi pertiwi ini ?

Hutan Indonesia merupakan salah satu yang terluas di dunia. Itulah sebabnya Indonesia disebut sebagai “paru-paru dunia”. Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan, hutan-hutan di Indonesia mulai mengalami perubahan yang sangat serius. Penebangan liar tanpa penanaman kembali, alih fungsi lahan gambut yang berperan untuk menjaga kualitas, kuantitas dan pencegahan banjir serta pemanfaatan hutan untuk keperluan komersil tanpa memperhatikan masalah sosial, ekonomi, budaya dan ekologi adalah contoh nyata masalah serius yang tengah dihadapi oleh hutan-hutan di Indonesia. Bila beban terhadap hutan ini terus berlanjut, bukan hanya luas hutan yang semakin berkurang, tetapi berbagai spesies tumbuhan dan satwa akan terancam punah dan bencana dampak ekologi akan berantai ke sektor-sektor lain, yang pada gilirannya akan berdampak pada kehidupan masyarakat secara luas, misalnya saja terjadi bencana banjir, erosi, tanah longsor serta bumi akan semakin panas akibat emisi rumah kaca dan terjadinya perubahan iklim yang signifikan karena hutan mulai kehilangan perannya sebagai pengatur iklim untuk mengikat karbondioksida dan menyerap karbon. 
                   
   Sebenarnya isu-isu lingkungan tersebut telah seringkali diangkat di berbagai forum internasional tetapi apa mau dikata proses penghancuran hutan tetap berjalan seperti biasanya, terus berulang dan berulang setiap tahunnya, Rupanya nilai ekonomis tinggi yang dimiliki oleh kelapa sawitlah yang ditengarai sebagai salah satu biang keladinya. Sekarang ini perkebunan kelapa sawit telah menjelma menjadi komoditas penting karena memiliki pasar ekspor yang luas dan harga jual yang menarik sehingga pihak-pihak terkait tak segan untuk menanamkan investasi modal yang tinggi untuk pembukaan hutan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, yang tentu saja selain menguntungkan bagi pengusaha, juga sebagai penghasil devisa non-migas bagi perekonomian negara Indonesia tentunya.


Kesalahan tentu saja tidak dapat dijatuhkan kepada pihak pengusaha dan pemerintah saja karena tak dapat dipungkiri, industri kelapa sawit memiliki dampak positif terhadap pekerja maupun penduduk setempat berupa lapangan pekerjaan, perbaikan infrastruktur dan upaya pengentasan kemiskinan. Namun dampak negatif berupa pembukaan lahan tanpa memperhatikan kelestarian hutan itu sendiri, kurangnya kompensasi sampai penggusuran paksa terhadap mereka, si empunya tanah, pelanggaran hak-hak pekerja untuk sistem gaji yang adil, kondisi kerja yang jauh dari kata aman serta penurunan hasil-hasil pertanian lainnya sebagai akibat petani beralih ke budidaya kelapa sawit adalah hal yang harus diminimalisir keberadaannya. 
Meskipun banyak sekali dampak negatif yang telah dilaporkan oleh kelompok-kelompok pencinta lingkungan hidup namun semakin banyak pula pemain yang berkecimpung di industri kelapa sawit, bahkan dalam prakteknya pembangunan perkebunan kelapa sawit telah dibangun pula pada kawasan hutan lindung yang memiliki ekosistem yang unik dan mempunyai nilai keanekaragaman hayati yang tinggi.


Memang tidak mudah mencari pemecahan masalah atas konflik yang terjadi antara pemangku kepentingan yang berbeda mengingat siapa pun tak bisa menampik keuntungan dari manisnya manfaat kelapa sawit yang hampir meliputi semua sendi kehidupan. Kestabilan oksidatif ketika digunakan untuk menggoreng, mudah diproduksi dan biaya produksi yang rendah menjadikan minyak sawit begitu populer dan digemari di seluruh dunia, baik dalam industri makanan, kosmetik, produk kebersihan sampai dengan pentingnya pembuatan energi terbarukan, biodiesel, hampir dapat dipastikan permintaan akan minyak sawit di masa depan akan melambung tinggi. Seiring semakin pesatnya kehancuran hutan di Indonesia dan krisis iklim yang terjadi saat ini, wacana demi wacana mengemuka guna memperbaiki citra negatif kelapa sawit. Misalnya saja wacana untuk mengganti minyak kelapa sawit dengan minyak nabati sejenis. Wacana ini pernah digulirkan tetapi rupanya minyak kelapa sawit selain memiliki keunikan tekstur dan rasa yang tak tergantikan, juga perkebunan kelapa sawit mampu memberikan hasil yang lebih banyak daripada perkebunan sejenis dengan luas lahan yang sama sehingga solusi di atas bukanlah solusi praktis untuk mengatasi pembukaan lahan hutan menjadi lahan pertanian. Wacana lainnya adalah upaya menghasilkan minyak sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sesuai dengan kriteria Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). RSPO yang dibentuk di tahun 2004, lahir sebagai tanggapan atas desakan dan tekanan permintaan global akan minyak sawit yang dihasilkan secara berkelanjutan dan bertujuan untuk mengalihkan perluasan minyak sawit dari hutan primer dan kawasan yang memiliki nilai konservasi tinggi, melarang perampasan lahan masyarakat, menghormati hak adat masyarakat lokal/masyarakat adat, termasuk hak mereka untuk memberikan atau tidak memberikan persetujuan atas usaha perkebunan kelapa sawit yang direncanakan dibangun di atas tanah mereka, membantu mendokumentasikan berbagai pelanggaran, mendorong dialog dengan perusahaan minyak sawit yang ditujukan untuk melindungi tanah masyarakat,  menyelesaikan konflik dan mencegah berlanjutnya pelanggaran, sesuai dengan hukum internasional dan norma yang sepakati, dan menjamin upaya pertanian yang dilakukan ramah lingkungan berbasis sawit berkelanjutan. Salah satu contoh nyata yang telah dilakukan oleh negara yang tergabung dalam RSPO adalah membatasi ekspansi perkebunan sawit dengan menerapkan peraturan batas minimum lahan negara sebagai hutan dan mengutamakan peningkatan produktivitas lahan perkebunan sawit daripada melakukan ekspansi ke kawasan hutan. 

Dalam hal ini pun Indonesia telah menunjukkan keseriusannya dengan mendirikan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tahun 2011 dalam upayanya membangun industri kelapa sawit bagi peningkatan ekonomi masyarakat yang terintegrasi dengan sistem yang ramah lingkungan sehingga mampu meningkatkan daya saing global minyak sawit Indonesia. Tapi semua itu barulah mumpuni jika terdapat kerja sama yang bahu membahu antara para pemangku kepentingan industri kelapa sawit, yaitu produsen, pengolah atau pedagang, produsen produk konsumen, pengecer, bank/investor, LSM konservasi lingkungan, serta LSM sosial untuk mengembangkan standar global minyak sawit berkelanjutan dan satu lagi yang tak kalah pentingnya adalah sanksi tegas bagi para anggota ISPO/RSPO yang kedapatan melanggar agar tantangan produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan yang ramah lingkungan tidak akan menjadi suatu kebohongan belaka.


Lalu pertanyaannya, apakah yang dapat kita lakukan agar dapat berkontribusi secara aktif terhadap perekonomian, kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial yang lebih baik baik Indonesia ? Tentu saja sangat mudah, jadilah konsumen yang peduli, yaitu dengan cara hanya membeli produk yang berlogo RSPO pada kemasan produk untuk memastikan perusahaan menerapkan praktik sawit berkelanjutan yang ramah lingkungan. Hal ini pun sebagai upaya memberikan apresiasi terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan mendorong lebih banyak produsen yang akan menyediakan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dan di kemudian hari diharapkan dapat berkembang menjadi standar yang harus dimiliki oleh pihak-pihak yang bergerak di industri kelapa sawit. Memang hanyalah satu langkah kecil #beliyangbaik yang dapat kita lakukan tapi bila dilakukan dengan bergotong royong sebagai konsumen yang cerdas dan peduli, niscaya kita bisa menjadi penggerak yang hebat untuk bumi kita yang lebih baik dan keseimbangan ekosistem yang sehat. Di samping itu, mulailah membangun hutan kita sendiri di lingkungan rumah dengan kegiatan menanam pohon, memeliharanya untuk kemudian memanfaatkannya. 


Jumat, 25 September 2015

Rahasia di Balik Kecerdasan Si Kecil

Memiliki anak cerdas dengan tumbuh kembang yang baik tentunya menjadi dambaan setiap orang tua tetapi tak bisa dipungkiri semua itu membutuhkan proses yang tidak pendek. Sebut saja mengajarkan hal-hal yang baik, memberikan stimulus serta aktivitas fisik adalah beberapa langkah yang dilakukan orang tua untuk merangsang otak dan gerak motorik anak yang notabene belum memiliki inisiatif dalam berperilaku dan masih membutuhkan bimbingan mengenai apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Memang pada dasarnya, kecerdasan anak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu genetika tapi faktor eksternal seperti hal di atas sangatlah penting dilakukan guna merangsang anak menjadi aktif dan memiliki respon otak yang baik. Tentu saja semua itu belumlah cukup tanpa adanya dukungan dari asupan makanan sehat yang mengandung gizi yang baik. Pemenuhan makanan sehat dengan gizi yang baik haruslah dimulai ketika masa kehamilan sampai dengan Si Kecil berusia 5 tahun, yang biasanya dikenal dengan periode emas. Pada masa periode emas ini, perkembangan otak Si Kecil sangat pesat dan tak akan pernah bisa terulang kembali sehingga kita sebagai orang tua harus berusaha mengoptimalkan kecerdasan anak di masa tersebut. Tak pernah sekalipun terbersit keraguan bila setiap orang tua, terutama Bunda, pastinya akan selalu memberikan yang terbaik selama Si Kecil masih dalam kandungan sampai dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan guna mengoptimalkan pertumbuhan otak Si Kecil tapi yang paling ditakutkan adalah ketika kebutuhan nutrisi Si Kecil tak dapat terpenuhi lagi hanya dengan pemberian ASI saja sehingga dibutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas baik tanpa menimbulkan alergi pada Si Kecil.

                                                                                            sumber : pencarian google

Makanan pendamping ASI (MPASI) ini sebaiknya diperkenalkan secara bertahap kepada Si Kecil ketika ia mulai menunjukkan tanda-tanda ketertarikan dengan makanan padat. Ciri-cirinya, bisa dilihat saat Si Kecil mulai memperhatikan Bunda saat makan atau mulai memasukkan jari atau tangan ke dalam mulutnya. Pada umumnya, tanda-tanda ketertarikan dengan makanan padat atau makanan pendamping ASI (MPASI) tersebut dimulai ketika bayi sudah berusia di atas 6 bulan. MPASI untuk Si Kecil, tentu saja tidak boleh sembarangan, tetapi haruslah kaya akan kalori, protein dan mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin C dan asam folat), bersih dan aman, bebas patogen, bebas zat kimia atau toksin, bebas tulang atau biji keras yang dapat membuat bayi tersedak, tidak diberikan dalam keadaan panas, tidak pedas atau asin, mudah ditelan, disukai oleh bayi, mudah didapat dan terjangkau dan mudah disiapkan (dr. Rouli Nababan dari KiddieCare Center, Sunter, Jakarta). Tak perlu repot maupun bingung untuk mendapatkan MPASI dengan kandungan gizi seperti yang telah disebutkan di atas. Gunakanlah produk Milna, yang sudah sejak lama dikenal sebagai produk makanan bayi dengan kualitas terbaik, apalagi sekarang ini tersedia produk Milna dengan varian Milna Bubur Bayi Organik, yang merupakan produk makanan bayi pertama di Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan organik.



Mengapa Bubur Organik adalah makanan pendamping ASI (MPASI) terbaik ?
Jawabannya tak lain dan tak bukan adalah untuk mengurangi resiko Si Kecil mengalami gangguan sebagai akibat terpapar bahan-bahan sintetis dan senyawa-senyawa kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti pestisida dan pupuk kimia pada buah dan sayur yang ditanam secara konversional dan terbebas dari suntik antibiotik, hormon dan rekayasa genetika dari hewan ternak. Milna Bubur Bayi Organik, bukan hanya memberikan perhatian pada proses penanamannya saja melainkan juga proses produksi, penyimpanan dan pengemasannya sehingga setiap produk Milna tetap higienis, steril dan tidak memungkinkan bakteri dan mikoba untuk hidup. Dengan kata lain, Milna Bubur Bayi Organik, MPASI terbaik untuk si kecil selalu menyajikan makanan pendamping ASI yang berasal dari pangan segar organik pilihan tanpa bahan tambahan/pengawet sehingga aman untuk dikonsumsi Si Kecil. Hal tersebut telah terbukti dengan tersertifikasinya produk Milna Bubur Bayi Organik secara resmi sesuai dengan persyaratan BPOM.



Milna Bubur Bayi Organik memiliki kandungan gizi terbaik
Milna Bubur Bayi Organik memiliki kandungan gizi yang lengkap dan seimbang, yaitu mengandung makronutrien (protein, karbohidrat dan lemak) dan mikronutrien (12 vitamin dan 8 mineral) yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembang optimalnya Si Kecil. Diperkaya dengan Omega-3 dan Omega-6 untuk faktor kecerdasan, serat untuk kesehatan saluran cerna serta tinggi kalsium, seng dan zat besi sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Kecil agar tumbuh optimal. Di samping cara penyajiannya sangat mudah, Milna Bubur Bayi Organik memiliki 2 cita rasa, yaitu Milna Bubur Organik Beras merah dan Milna Bubur Organik Kacang Hijau yang lezat dan tidak berpotensi menimbulkan alergi pada Si Kecil.





Selama bertahun-tahun produk Milna Bubur Bayi senantiasa memberikan asupan makanan pendamping ASI (MPASI) yang seimbang dan dilengkapi dengan karbohidrat sebagai sumber energi, 9 asam amino esensial untuk pertumbuhan optimal serta lemak nabati dan hewani untuk menaikkan berat badan bayi di mana penambahan berat badan bayi menjadi hal yang penting dalam pertumbuhan Si Kecil. Tidak sampai di situ saja, Milna Bubur Bayi pun selain memiliki tekstur khusus agar bayi dapat terlatih untuk kemampuan mengunyah, juga dibuat dengan bahan khusus yang rendah resiko alergi sehingga Milna Bubur Bayi tetap dapat dinikmati oleh Si Kecil dalam gangguan pencernaan atau diare maupun bayi yang kurang dapat mencerna laktosa. Dengan keandalan dan tersertifikasinya produk Milna, Bunda tak usah ragu untuk memilih salah satu produk Milna Bubur Bayi, yaitu Milna Bubur Bayi Organik sebagai asupan pendamping ASI bagi Si Kecil berumur di atas 6 bulan. Memang patut diakui bahwa Milna Bubur Bayi Organik, MPASI Terbaik untuk Si Kecil.

Banner Milna SEO Blog Competition